7.2.3.3. Budidaya Sirih
A. Jenis-Jenis Sirih
Daun sirih yang dikenal dengan sebutan ilmiah (Piper betle L.) termasuk ke dalam genus piper, famili piperaceae, dan ordo piperales merupakan tanaman yang tumbuh dengan sifat merambat pada batang pohon lain. Daun sirih ini juga sering dimanfaatkan sebagai tanaman yang punya banyak khasiat dalam melakukan pengobatan dengan cara tradisional seperti penyakit asam urat, menurunkan kolesterol, diabetes, radang prostat, maag, batu ginjal, kelelahan, keputihan, serta memperhalus kulit pada tubuh kita.
1. Tanaman Sirih Hijau
Pohon sirih merupakan tanaman merambat yang mampu tumbuh hingga mencapai tinggi sekitar 5-15 meter.Daun sirih hijau berbentuk bulat oval seperti telur dengan warna hijau rumput.Sirih hijau memiliki daun lembut dan bau yang tidak menyengat.
2. Tanaman Sirih Merah
Jenis sirih ini sering digunakan sebagai tanaman herbal dan sebagai dekorasi di pekarangan rumah.Sirih merah memiliki bentuk daun yang mirip dengan sirih hijau, tetapi dengan daun yang berwarna kemerahan. Sirih merah memiliki beragam manfaat, seperti menyembuhkan penyakit hepatitis, radang, nyeri sendi, atau kolesterol.
3. Tanaman Sirih Hitam
Jenis sirih hitam memiliki warna daun yang lebih gelap dibandingkan dengan jenis sirih lainnya. Keunikan dari sirih hitam adalah warna hitam pada daunnya yang gelap dan tidak akan luntur meski dikeringkan. Tanaman ini terkenal cukup langka karena tidak tumbuh di beberapa daerah di Indonesia.
4. Tanaman Sirih Belanda atau Sirih Gading
Sirih gading merupakan tanaman hias yang mulai populer di masyarakat Indonesia. Selain cantik, tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk pendarahan pada luka luar atau untuk menghentikan pendarahan ketika mimisan.
B. Syarat Lingkungan
Daun sirih sangat cocok tumbuh di Indonesia yang beriklim tropis. Daun sirih umumnya bisa tumbuh pada wilayah yang memiliki ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut. Daun sirih bisa tumbuh liar di lingkungan hutan hujan tropis hingga hutan jati dengan curah hujan yang cukup. Daun sirih juga mudah tumbuh pada berbagai jenis tanah, terutama tanah gembur.
C. Pemilihan Bibit
Bibit daun sirih berasal dari batang yang telah tumbuh. Saat kita akan menaman daun sirih, kita bisa mengambil bibit dari ujung bagian atas sulur tanaman sirih yang telah tumbuh subur. Ambil sekitar 40 – 50 cm. kita bisa memotongnya dengan bantuan pisau dengan pola menyamping agar lebih mudah ditancapkan ke tanah.
Selain ukuran bibit, kita juga harus memperhatikan kualitas bibit yang akan ditanam. Daripada nantinya kita harus kecewa karena sirih sulit tumbuh dengan baik, sebaiknya kita memilih bibit yang punya kriteria sebagai berikut:
- Memiliki tingkat pertumbuhan tergolong cepat.
- Memiliki daun lebar, besar, dan bagus, tunas akar yang banyak, batang bagus.
- Bebas penyakit, jangan memilih tanaman indukan sirih yang sudah diserang hama pengganggu pertumbuhan, memiliki kelainan, cacat, atau tanda-tanda abnormal pada batang dan juga daunnya.
D. Tanaman Untuk Sandaran
Tanaman sirih bersifat merambat. Karena itulah sirih memerlukan tanaman inangnya untuk jadi media rambatan. Sebaiknya kita menanam tanaman rambatan ini saat musim hujan sebelum sirih ditanam. Agar sirih bisa tumbuh dengan baik, tanaman rambatan harus ditanam dengan jarak sekitar 1,5 meter. Kemudian pada bagian samping harus dibuatkan selokan air.
Tujuannya tentu saja untuk mengalirkan air hujan, karena sirih sendiri adalah tanaman yang tidak membutuhkan banyak air untuk tumbuh. Akarnya bisa busuk dan rusak jika terkena banyak air yang menggenang di tanah. Pohon sandaran untuk media tanam sirih bisa berupa tanaman dadap, kelor, gamal, ataupun kayu randu.
E. Cara Menanam Sirih
Ada beberapa pilihan metode menanam daun sirih yang bisa diterapkan. Semua ini tergantung dengan kondisi lahan yang di miliki. Kita bisa menanamnya langsung di tanah ataupun di pot dan polybag yang tidak memakan banyak lahan. Berikut ini metode menanam daun sirih sesuai dengan media tanamnya masing-masing:
1. Teknik Stek Tanah
Teknik stek merupakan cara termudah untuk menanam atau membudidayakan sirih. Berikut adalah cara menanam sirih melalui teknik stek:
- Siapkan media tanam berupa campuran tanah, pupuk kompos, dan pasir dengan komposisi 3:3:1.
- Masukkan media tanam ke dalam polybag yang telah dilubangi pada bagian bawahnya.
- Potong batang pohon sirih yang sudah tua sekitar 2 ruas jari.
- Rendam potongan sirih tersebut ke dalam air selama 15 menit.
- Setelah 15 menit, tancapkan bibit stek ke dalam polybag.
- Siram setiap pagi dan sore hari secara rutin.
- Pindahkan tanaman ke lahan yang lebih luas jika akarnya sudah mulai lebat.
2. Teknik Stek Air
Jika pada langkah pertama tadi adalah cara menanam daun sirih dengan stek tanah, maka kali ini kita bisa mempraktekkan cara yang tak kalah mudah yaitu dengan stek air. Caranya sebagai berikut:
- Potonglah bagian sulur tanaman sirih yang bagus dan sudah tua.
- Kemudian siapkan wadah (bisa berupa gelas atau botol air mineral bekas yang dipotong bagian mulutnya). Isi wadah ini dengan air bersih.
- Masukkan sulur sirih dalam wadah berisi air. Pastikan jangan sampai bagian daun sulur ikut terendam air.
- Tunggulah sampai sekitar 1 minggu. Sulur sirih kita akan mengeluarkan akar-akar baru.
- Pindahkan sulur yang sudah keluar akarnya ini pada media tanam lain seperti pot bunga atau tanah.
3. Teknik Merunduk
Cara ini biasa dilakukan pada sirih merah atau sirih hitam. Dengan teknik merunduk ini, kita tak perlu menggunakan media tanam sementara seperti polybag. Teknik pembiakannya masih menggunakan tubuh induk sirih yang akan diambil bibitnya. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Pilihlah induk tumbuhan sirih yang kualitasnya bagus, tidak berhama, dan tidak ada kelainan.
- Kemudian carilah batang sulur yang bagus dan panjang. Atur agar batang ini bisa merunduk sampai menempel di media tanam (bisa berupa batang tumbuhan lain atau kayu).
- Siramlah batang sulur ini setiap hari secara teratur sampai ada akar yang keluar.
- Potonglah sulur tadi tepat di bagian bawah akar yang muncul.
- Kemudian pindahkan sulur sirih yang berakar ini pada media tanam lain seperti pot atau tanah pekarangan.
F. Perawatan Tanaman
Bibit sirih yang sudah selesai ditanam harus tetap dirawat dengan baik. Daun sirih sangat peka terhadap sinar matahari. Tanaman sirih yang terkena terlalu banyak sinar matahari bisa menyebabkan daunnya berwarna kuning dan berasa pedas. Tanaman sirih yang ditempatkan pada area teduh akan memiliki daun berwarna hijau segar dan rasanya pedasnya tidak terlalu menonjol. kita sebaiknya menggunakan pupuk kompos dari kotoran ayam yang bersifat dingin agar rasa daun sirih tidak berubah. Lakukan penyiraman maksimal 3 kali seminggu. kita perlu ingat bahwa daun sirih tidak begitu suka air. Jadi lakukan penyiraman secukupnya saja. Perhatikan apakah ada hama yang menyebar pada daun sirih. Jika ada 1 batang atau daun yang terkena hama, segera pangkas batang tersebut agar tidak menular ke sulur-sulur yang lainnya.
G. Masa Panen
Ternyata tanaman sirih baru bisa dipanen saat sudah berusia 1 tahun. Pemanenan daun sirih juga tidak boleh sembarangan. kita sebaiknya memanen daun sirih pada pagi hari saat matahari belum bersinar terik. Tujuannya, agar kita bisa mendapatkan daun sirih yang masih segar.
kita bisa mengambil daun sirih sebanyak 3-4 lembar pada setiap sulur yang menggantung. Mulailah memetik dari daun sirih yang paling bawah hingga ujung atas. Sebaiknya kita memilih sulur yang sudah berukuran sekitar 3 – 4 ruas. Sulur ini sudah cukup tua untuk dipanen, jadi regenerasi daun sirih kita bisa terjaga. Sulur yang masih muda dibiarkan berkembang dulu.
Jika kita menanam untuk diperjual-belikan, maka bungkuslah daun sirih yang telah dipetik dengan daun pisang. Tujuannya agar daun sirih lebih tahan lama dan tidak mudah layu. Jika kita ingin menggunakan daun sirih secara pribadi, kita bisa menyimpannya pada kertas koran kemudian masukkan pada lemari es.
Referensi:
https://thegorbalsla.com/cara-menanam-daun-sirih/
https://www.99.co/blog/indonesia/cara-menanam-sirih-di-rumah/