7.2.1.2. Proses Produksi Kerajinan Bahan Limbah Lunak
Pembuatan produk kerajinan di setiap
wilayah tentunya berbeda dengan wilayah lainnya. Masing-masing daerah memiliki
ciri khas kerajinan yang menjadi unggulan daerahnya. Hal ini tentu dikarenakan
sumber daya limbah lunak organik dari masing-masing daerah berbeda.
Di bawah ini merupakan penggolongan hasil
limbah lunak organik yang dapat dijadikan bahan baku produk kerajinan dilihat
dari kondisi wilayahnya.
1.
Daerah pesisir pantai/laut
Limbah lunak organik yang banyak tersedia
adalah sabut kelapa, dan daun kelapa.
2.
Daerah pegunungan
Limbah lunak organik yang banyak dihasilkan
di daerah pegunungan adalah kulit jagung, kulit bawang, kulit kacang, kulit
biji-bijian, kulit buah-buahan yang bertekstur seperti salak, dan kulit pete
cina.
3.
Daerah pertanian
Limbah lunak organik yang didapat pada daerah
ini adalah jerami padi, kulit jagung, batang daun singkong, kulit bawang, dan
pelepah pisang.
4.
Daerah perkotaan
Limbah lunak organik yang dihasilkan di
daerah perkotaan biasanya berupa kertas, kardus, kulit telur, kayu, serbuk
gergaji, dan serutan kayu.
Sementara limbah lunak anorganik biasanya banyak
dihasilkan dari wilayah perkotaan. Namun banyak juga yang sudah dihasilkan dari
wilayah lainnya. Hal ini bergantung kebutuhan dan gaya hidup masyarakat sehari-hari
dalam melakukan tindakan konsumtif. Limbah lunak anorganik sebagian besar
dihasilkan dari kegiatan hidup manusia.
Proses pengolahan bahan limbah lunak secara umum adalah pemilahan, pembersihan, pengeringan, pewarnaan, pengeringan setelah pewarnaan dan penghalusan.
1. Pemilahan bahan limbah
lunak
Sebelum didaur ulang, bahan limbah organik
harus dilakukan pemilahan terlebih dahulu yang bertujuan menentukan bahan yang masih dapat
dipergunakan dan yang sudah seharusnya dibuang. Pemilahan bahan dapat dilakukan
secara manual dan disesuaikan dengan tujuan penggunaan bahan yang telah
dirancang.
2. Pembersihan limbah
lunak
Limbah lunak yang sudah terseleksi harus
dibersihkan dahulu dari sisa-sisa bahan yang telah dimanfaatkan sebelumnya.
Misalnya saja kulit jagung. Kulit jagung harus dipisahkan dari tongkol dan
rambutnya. Selanjutnya apakah tongkol dan rambutnya juga akan didaur ulang atau
tidak itu tergantung dari perancangan produk oleh si perajin.
3. Pengeringan
Bahan limbah lunak yang sifatnya basah harus
diolah dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari langsung. Tujuanya agar
kadar air dapat hilang dan bahan limbah dapat diolah dengan sempurna.
4. Pewarnaan bahan limbah
lunak
Pewarnaan pada bahan limbah lunak yang sudah
kering merupakan selera. Jika dalam desain diperlukan bahan limbah yang diberi
warna maka bahan limbah perlu diwarnai terlebih dahulu sebelum diproses sebagai
produk kerajinan. Proses pewarnaan yang umum dilakukan pada bahan limbah
organik basah adalah dengan cara dicelup atau direbus bersama zat warna tekstil
agar menyerap. Ada pula yang diwarnai dengan cara divernis/dipolitur, dapat
pula dicat menggunakan cat akrilik atau cat minyak
5. Pengeringan setelah
pewarnaan
Setelah diberi warna, bahan limbah lunak
harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung agar warna pada bahan
baku dapat kering sempurna tidak mudah luntur.
6. Penghalusan bahan agar
siap dipakai
Bahan limbah lunak yang sudah kering dapat
difinishing agar mudah diproses menjadi karya. Proses finishing juga berbagai
macam caranya, seperti diseterika untuk limbah kulit agar tidak kusut, dapat
pula digerinda, atau diamplas.
Dalam pembuatan produk
kerajinan perlu memahami dahulu seperti apa membuat karya yang berkualitas,
maka dalam proses penciptaannya harus mengacu pada berbagai persyaratan. Adapun syarat-syarat perancangan
benda kerajinan sebagai berikut.
1.
Kegunaan (Utility)
Benda kerajinan harus mengutamakan nilai
praktis, yaitu dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Contoh
mangkuk untuk wadah sayur.
2.
Kenyamanan (Comfortable)
Benda kerajinan harus comfortable artinya menyenangkan dan
memberi kenyamanan bagi pemakainya. Contoh cangkir didesain ada pegangannya.
3.
Keluwesan (Flexibility)
Flexibility artinya benda kerajinan harus memiliki keserasian
antara bentuk dan wujud benda dengan nilai gunanya. Contoh sepatu sesuai dengan
anatomi dan ukuran kaki.
4.
Keamanan (Safety)
Safety artinya benda kerajinan tidak boleh membahayakan
pemakainya. Contoh gelas dari batok kelapa harus mempertimbangkan komposisi zat
pelapis/pewarna yang dipakai agar tidak berbahaya saat digunakan sebagai wadah
minuman.
5.
Keindahan (Aestetic)
Benda yang indah mempunyai daya tarik lebih
dibanding benda yang biasa-biasa saja. Keindahan sebuah benda dapat dilihat
dari beberapa hal, seperti dari bentuk, hiasan atau ornamen, dan bahan bakunya.